Minggu, 30 September 2007

GAJAH JAWA


GAJAH adalah binatang terbesar di muka bumi ini...
Setia terhadap keluarga dan kelompoknya...
Pecinta damai, akan tetapi juga tidak suka di usik...

GAJAH JAWA (binatang Gajah yang berhabitat asli dari Pulau Jawa) ditengarai kini punah sudah...

Semoga karakteristik, spirit dan filosofi (apapun itu selama dalam persepsi yang positif) dari GAJAH JAWA masih tersisa, lestari dan abadi...

Garansi 200% Uang Kembali..!

Gajah The Giant


Gajah Binatang Raksasa


Gajah, binatang paling besar di darat, terdiri atas dua jenis utama: Gajah Asia dan Gajah Afrika. Gajah Afrika lebih besar dari gajah-gajah lainnya. Tingginya bisa mencapai 3,5 meter, beratnya mencapai kira-kira enam ton. Telinganya yang seperti kipas panjangnya dua meter , dan lebarnya 1,5 meter . Anda dapat membayangkan, dengan tubuh yang sedemikian besar, Anda tak dapat memelihara gajah sebagai binatang piaraan.

Yang membuat gajah nampak berbeda adalah belalainya. Belalainya yang panjang, mirip dengan selang di kebun, memiliki 50 ribu otot. Apa yang kalian baca benar adanya; 50.000 otot! Lubang hidungnya berada di ujung belalainya. Gajah menggunakan belalainya untuk untuk meletakkan makanan dan air ke dalam mulutnya, untuk mengangkat benda-benda, dan, tentunya, untuk mencium bebauan. Belalai ini mampu membawa empat liter air. Mereka dapat menghisap air ini kedalam mulut dan meminumnya atau menyiramkannya ke tubuh mereka.

Yang mengejutkan, seekor gajah dapat mengambil sebutir kacang kapri mungil dengan belalainya - yang dapat mengangkat benda besar - memecahkan di dalam mulutnya lalu memakannya. Sungguh mengagumkan bahwa binatang sebesar itu dapat melakukan pekerjaan yang halus seperti itu. Belalai aneka fungsi ini dapat pula digunakan sebagai jari, terompet, atau kadang-kadang sebagai pengeras suara.

Selain itu, gajah menggunakan belalainya untuk menyiram air ke badannya untuk mandi atau menyemprotkan debu pada badannya untuk mandi debu. Akan tetapi, anak-anak gajah gagal menggunakan belalainya. Kadang mereka menginjak belalainya dan terjatuh. Kita barangkali melihatnya sebagai sesuatu yang lucu, akan tetapi sesungguhnya anak-anak gajah ini tidak menyukainya. Induk gajah menyertai anak-anaknya selama dua belas tahun. Selama enam bulan, induk gajah mengajari anak-anaknya, bagaimana menggunakan belalainya, dan dia tidak pernah bosan melakukannya.

Pada kedua sisi mulutnya, gajah memiliki dua gading yang runcing. Gading ini membantu mereka menjaga diri. Selain itu, seekor gajah menggunakan salah satu gadingnya untuk menggali tanah dan mencari air.

Gigi binatang ini - yang mengunyah tanaman-tanaman berserat - mudah aus. Oleh karena itu, Allah SWT Tuhan kita telah memberi mereka suatu sifat yang sangat menarik: setiap gigi yang aus digantikan oleh gigi lain di barisan belakang.

Seekor gajah yang sedang tumbuh dapat memakan kira-kira 330 kilogram tanaman setiap hari. Jumlah ini sama dengan enam karung kecil jerami. Setiap hari, gajah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk makan.

Sekarang, kami akan sampaikan satu lagi informasi menarik tentang gajah. Pernahkah Anda berpikir bagaimana binatang besar berkulit tebal ini mendinginkan diri? Seperti yang mungkin Anda bayangkan, gajah tidak dapat berkeringat karena kulit tebalnya. Sebagai gantinya, ia mendinginkan diri dengan bantuan air dan lumpur yang mereka jumpai. Tentu saja, gajah memiliki cara lain untuk menyegarkan diri. Misalnya, mereka menggunakan telinganya sebagai kipas dan mendinginkan badannya dengan itu. Pembuluh darah yang tipis pada telinganya juga mendinginkan mereka dan menyegarkan seluruh tubuh.

Satu sifat gajah lainnya telah menyita perhatian para pemburu dan ahli binatang dari dulu. Hal yang mencengangkan mereka adalah gemuruh dari perut gajah. Ketika sedang bergemuruh, perut gajah mengeluarkan suara sangat keras. Akan tetapi yang menakjubkan bukanlah suara keras perutnya melainkan bagaimana gajah mengaturnya. Sesungguhnya suara keras tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan pencernaan. Gajah-gajah membuat suara tersebut untuk mengetahui keberadaan kawannya. Yang lebih mencengangkan, ketika merasa terancam mereka tiba-tiba diam. Ketika ancaman tersebut berlalu, mereka mulai bersuara kembali. Berkat cara ini, gajah dapat berkomunikasi dengan sesamanya bahkan dari jarak empat kilometer.

Cerita perpindahan gajah selalu membuat ahli binatang kagum. Binatang ini dengan telinga lebar dan tubuh besarnya berpindah di musim kering dan selalu mengikuti jalan yang sama. Yang lebih menarik adalah mereka membersihkan sampah, seperti potongan kayu, yang mereka temukan dalam perjalanan.

Karena gajah merupakan binatang yang menyebar di wilayah yang luas, sangat penting bagi mereka untuk membangun “komunikasi” yang kuat. Gajah tidak menggantungkan komunikasi ini dari daya penciumannya yang tajam saja. Di samping itu, Allah SWT telah menciptakan suatu organ di bawah keningnya yang menghasilkan suara parau. Berkat organ ini, gajah bercakap-cakap dengan sesamanya dalam bahasa kode rahasia yang tidak dimengerti oleh binatang lain. Suara parau gajah-gajah ini dapat mencapai jarak yang sangat jauh. Dengan demikian suara khusus yang dihasilkan gajah ini cocok untuk komunikasi jarak jauh.

Tulisan tentang Gajah ini dapat dibaca pada buku Pesona Alam Satwa oleh: Harun Yahya.

Kamis, 27 September 2007

Hehehe... GAJAH sih..!

RAJA HUTAN VS GAJAH

Di sebuah hutan terdapat raja hutan (singa) yang merasa dirinya hebat. Dan untuk melegalisasikan kehebatannya, maka si singa bertanya kepada sebagian penghuni hutan. Bertanyalah si singa kepada seekor gorila.

Singa : "Hai gorila, siapakah yang paling gagah di hutan ini?"

Gorila: "Anda tuan ku."

Banggalah si singa mendengar itu. Kemudian ia bertemu dengan seekor banteng.

Singa : "Hai banteng, siapakah yang paling gagah dan hebat di hutan ini?"

Banteng: "Sudah tentu Anda."

Mendengar jawaban-jawaban dari sebagian hewan yang ia temui, merasa sombonglah si singa. Kemudian ia berjalan kembali, dan di tengah jalan ia bertemu dengan seekor gajah.

Singa : "Hai gajah, siapakah yang paling gagah dan perkasa di hutan ini?"

Tetapi gajah tidak menjawab, dan diluar dugaan singa, gajah langsung menghajar dan menginjak-injak singa hingga babak belur. Kemudian gajah berlalu meninggalkan si singa.

Dengan badan yang sudah babak belur, si singa berkata kepada gajah, "Kalo nggak tau jawabannya jangan marah gitu dong ...." (sbs/lpk)

dipetik dari: KapanLagi.com

Minggu, 02 September 2007

DUA ORANG SUPER

Tanpa disadari terkadang sikap apatis menyertai saat langkah kaki mengarungi tuk coba taklukkan ibukota negri ini. Semoga kita selalu diingatkan.

Sekedar berbagi cerita di forum orang orang super dalam keindahan hari ini :

Siang itu, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super.
Mereka mahluk mahluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat.
Tepatnya diatas jembatan penyeberangan setia budi, dua sosok kecil berumur kira kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam.
Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue diujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan "Terima kasih Oom..!". Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk kearah mereka.

Kaki - kaki kecil mereka menjelajah lajur lain diatas jembatan, menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi lagi sayup sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tampat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok disudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta.
Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu, duapertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan.

Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum diwajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang manggayut langit Jakarta.

"Terima kasih ya mbak, semuanya dua ribu lima ratus rupiah!" tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah.

"Maaf, nggak ada kembaliannya.. ada uang pas nggak mbak?" mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah
mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.

"Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan ?" suaranya mengingatkan kepada keponakan lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food
court sebesar empat ribu rupiah.

"Nggak punya..", tukas saya, lalu tak lama si wanita berkata "ambil saja kembaliannya, dik..!" sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya kearah ujung sebelah timur.

Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Siwanita kaget , setengah berteriak ia bilang "sudah buat kamu saja, nggak apa apa.. ambil saja!", namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. "Maaf mbak, cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan!". Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya.

Tinggallah episode saya dan mereka, uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar "Om, bisa tunggu ya, saya kebawah dulu untuk tukar uang ketukang ojek!".

"Eeh.. nggak usah.. nggak usah.. biar aja.. nih!" saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek.

Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya,
"Nanti dulu Om, biar ditukar dulu.. sebentar ".
"Nggak apa apa , itu buat kalian", lanjut saya.
"Jangan.. jangan Om, itu uang om sama mbak yang tadi juga", anak itu bersikeras.
" Sudah.. saya Ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas!", saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari keujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat, secepat kilat juga ia
meraih kantong plastik hitamnya dan berlari kearah saya.

"Ini deh om, kalau kelamaan, maaf..", ia memberi saya delapan pack tissue
"Buat apa?", saya terbengong.
"Habis teman saya lama sih Om, maaf, tukar pakai tissue aja dulu. Walau dikembalikan ia tetap menolak.

Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastic hitam tissuenya.
Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah.

"Terima kasih Om..!", mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan "Duit mbak tadi gimana..?", suara kecil yang lain menyahut "lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita
kasihin...", percakapan itu sayup sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan.

Tuhan.., hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra, mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang Tissue.
Dua anak kecil yang bahkan belum baligh, memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu belia.

YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO...

Engkau hanya semulia yang kau kerjakan...

Saya membandingkan keserakahan kita, yang tak pernah ingin sedikitpun berkurang rizki kita meski dalam rizki itu sebetulnya ada milik orang lain.
"Usia memang tidak menjamin kita menjadi Bijaksana, kitalah yang memilih untuk menjadi bijaksana atau tidak".

Semoga pengalaman nyata ini mampu menggugah saya dan teman lainnya untuk lebih SUPER.